LBH PAPUA

Blog masih dalam pengembangan

APAP, Mama-Mama Noken, dan PON




Sebuah sikap APAP

Sesudah kawan-kawan Asosiasi Pedagang Asli Papua (APAP) bawa rombongan mama-mama noken ke Jayapura di acara PON XX Papua untuk jualan 1563 noken yang dirajut mama-mama noken dari Nabire, menuai kritik dari kalangan gerakan, terutama individu-individu gerakan. Kritik lebih banyak dikatakan kalau APAP tidak dukung PON tetapi ikut terlibat dalam aktivitas PON sama saja mendukung PON. Atau menolak kolonialisme tetapi terlibat dalam aktivitas kolonial.

Saya mau menjelaskan dan pertegas dinamika ini, pertama, apa yang diperjuangkan oleh APAP? Kedua, apa alasan yang mendasari APAP bawa mama-mama jualan noken di PON? 

Pertama, apa yang di perjuangkan APAP? 

APAP dilahirkan didasarkan pada realitas rakyat Papua dalam penindasan oleh kolonialsme dan kapitalisme. Sesudah 2017 dibangun, melalui kerja-kerja, diskusi dan pembacaan situasi yang panjang, pada 2019 dilakulan Mubes I APAP dan memutuskan beberapa hal penting, pertama, APAP adalah wadah gerakan masa sektoral yang memfokuskan diri mengorganisir dan mengorganisasikan borjuasi kecil masyarakat pribumi Papua, atau kami sebut sebagai mama-mama pedagang asli Papua. Kedua, kami memutuskan tiga program penting dalam membangun pengorganisiran dan pengorganisasian mama-mama pedagang asli Papua, yaitu, membuat pelatihan, pendampingan, dan pendidikan, kedua, mendorong pasar mama-mama pedagang asli Papua, dan ketiga, membuat koperasi mama-mama pedagang asli Papua.

Mama-mama pedagang asli Papua kalau dalam perspektif kelasnya Mao Zedong di Tiongkong adalah kelas borjuasi kecil. Mao dan Lenin sepakat borjuis kecil adalah salah satu basis produktif. Tentu pedagang kecil bukan kelas pekerja buruh, bukan buruh tani atau petani, bukan juga kelas penguasa, tetapi kelas tertindas. Mereka ditimpang oleh dominasi pasar global atau kalau di Indonesia neoliberalisme dan arus pasar kapital. Tingkat kesadaran borjuis kecil didominasi oleh kesadaran ekonomi tetapi skala kecil. Mereka hidup dari hasil jual beli dan merajut.

Mengorgansir dan mengorganisasikan mama-mama pedagang asli Papua tentu didasarkan pada kesadaran borjuasi kecil atau dibangun berdasarkan kesadaran ekonomi kecil. Membangun politiknya lebih banyak pada propaganda lewat agitasi biasa, biasa dalam pertemuan-pertemuan, juga dalam diskusi-diskusi walau dalam prosesnya masih belum sampai tujuan yang mau diperjuangkan oleh APAP.

Kedua, alasan APAP bawa mama-mama jualan noken di PON?

Kerja pengorganisiran dan pengorganisasian basis mama-mama pedagang asli Papua tentu butuh banyak tahapan. Apa lagi kesadaran borjuasi kecil yang didasarkan pada kesadaran ekonomi skala kecil.

Secara terbuka APAP belum mengeluarkan sikap terbuka bahwa APAP menolak PON XX Papua. Tetapi sesuai program dan strategi APAP yang melawan dominasi dan penindasan kelas kapitalisme, secara tidak langsung APAP sudah tentu menolak PON XX Papua. 

Pada perkembangan dan kerja-kerja APAP, melihat dinamika kerja pengorganisiran dan pengorganisasian APAP di mama-mama pedagang asli Papua, APAP membawa mama-mama berjualan noken di acara PON adalah satu dari beberapa strategi APAP merangkul dan mengorgabisasikan mama-mama. Dan yang perlu dipahami bahwa PON adalah ajang acara kelas nasional yang didominasi oleh kapitalisme. Acara sekelas PON juga adalah acara dimana kelas kapitalisme memperkuat posisi mereka dengan mensponsori acara tersebut untuk terus membesar dan eksis di Papua. Sebut saja Freport yang mensponsiri sekitar 400 miliar. 

Yang diundang dan terlibat secara resmi di PON adalah perusahan-perusahan lokal, nasional, dan internasional yang pajak atau PAD di atas dari 1 miliar. Dan ini diundang dan disponsori secara resmi dengan membuat stand-stand di acara PON.

Itulah kenapa mama-mama pedagang sampai pengusaha-pengusaha skala kecil tidak dilibatkan dan tidak punya tempat karena PON adalah acara kapitalisme memperkuat dan mempertahankan kekuatan  dan eksistnsi mereka.

APAP dan mama-mama pedagang asli Papua bahkan belum pernah sama sekali dapatkan undangan oleh PON. Dan APAP menolak PON.

Sekali lagi, APAP membawa mama-mama pedagang asli Papua dibawa komunitas mama-mama noken Oyehe, Nabire adalah bentuk dan stratak APAP lakukan kerja-kerja pengorganisiran dan pengorganisasian. Dan ini adalah satu dari sekian upaya kerja-kerja yang dilakukan APAP.

Kami sadari bahwa acara sekelas PON tidak akan hadirkan undang kelas-kelas tertindas, terutama kelas borjuasi kecil atau mama-mama pedagang asli Papua karena tidak ada nilainya sama sekali dibandingkan menghadirkan dan mendukung para pengusaha-pengusaha kapitalis besar di Papua. Acara PON adalah upaya negara dan kapitalisme melanggengkan penindasan di Papua. APAP membawa mama-mama juga adalah bentuk upaya melawan dominasi kelas penguasa atau kelas kapitalisme dan tidak tunduk dengan penindasan.

Mikael Kudiai

Jubir APAP

#MamaMamaPasarPapua

#AsosiasiPedagangAsliPapua


Sumber: Asosiasi Pedagang Asli Papua, laman Facebook

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu